Indeks S&P 500 Tergelincir, Saham Asia Bervariasi
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Bursa saham Asia
Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis pagi (24/6/2021) mengikuti bursa
saham Amerika Serikat atau wall street yang beragam dengan indeks S&P 500
melemah.
Di Jepang, indeks Nikkei melemah 0,23 persen, dan indeks Topix merosot
0,19 persen. Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,14 persen. Sementara itu, indeks
saham Australia cenderung mendatar. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar
Jepang naik 0,08 persen.
Di wall street, indeks S&P 500 melemah 0,11 persen menjadi
4.241,84. Indeks Dow Jones merosot 71,34 poin ke posisi 33.945,59. Indeks
Nasdaq bertambah 0,13 persen ke posisi 14.271,73. Demikian dilansir dari CNBC,
Kamis (24/6/2021).
Indeks dolar AS berada di posisi 91,796. Yen Jepang diperdagangkan di
kisaran USD 111,02. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga
minyak Brent berjangka naik 0,23 persen menjadi USD 75,36 per barel. Harga
minyak berjangka AS menguat 0,19 persen menjadi USD 73,22 per barel.
Wall Street Beragam pada 23 Juni 2021
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street
bervariasi pada perdagangan Rabu, 23 Juni 2021. Indeks S&P 500 menghapus
kenaikan moderat sebelumnya dan ditutup di zona merah seiring pasar mengambil
jeda.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun 0,1
persen menjadi 4.241,84 pada hari pertama, setelah sentuh posisi tertinggi
sepanjang masa. Indeks Dow Jones merosot 71,34 poin atau 0,2 persen menjadi
33.874,24.
Indeks Nasdaq naik 0,1 persen ke posisi 14.271,73, dan menambah rekor
penutupan tertinggi lainnya. Sektor utilitas S&P 500 memimpin penurunan
sebesar 1,1 persen. Sementara sektor bahan pokok dan konsumen mencatat
penurunan moderat.
Saham sektor energi seperti Exxon mobil naik seiring kenaikan harga
minyak. Harga minyak mentah Brent mencapai USD 75 per barel. Saham Occidental
Petroleum melonjak lebih dari tiga persen, sementara saham Devon Energy naik
hampir dua persen.
Sektor saham teknologi juga menguat. Saham Tesla melonjak hampir 5,3
persen, saham Netflix naik 0,8 persen. Saham Facebook juga naik 0,5 persen.
Meski turun, indeks S&P 500 telah naik 1,8 persen pada pekan ini setelah
alami aksi jual pada pekan lalu yang dipicu perubahan kebijakan the Federal
Reserve yang mengejutkan.
Bank sentral memproyeksikan inflasi jauh lebih tinggi pada 2021, dan
mengisyaratkan dua kenaikan suku bunga setelah 2023. Sepanjang Juni 2021,
indeks S&P 500 dan Nasdaq berada di zona hijau, masing-masing naik 0,9
persen dan 3,8 persen.
Namun, indeks Dow Jones berada di zona merah untuk bulan ini di tengah
pelemahan Caterpillar dan JPMorgan. “Saham menghadapi pengaturan penuh pada
baban kedua. Risiko pengetatan kebijakan moneter tampaknya tumbuh seiring
dengan ketidakpastian kepemimpinan pasar, lintasan pemulihan ekonomi dan
keberlanjutan inflasi,” ujar Chief Market Technician Piper Sandler, Craig
Johnson, dilansir dari CNBC.
Ia menambahkan, latar belakang ini kemungkinan akan menciptakan
beberapa kurva volatilitas tetapi tidak menyerang kenaikan pasar saham. Ketua
the Federal Reserve Jerome Powell bersaksi di depan panel khusus DPR pada
Selasa pekan ini yang tampaknya mengangkat sentimen ketika ia kembali
menegaskan tekanan inflasi akan bersifat sementara.
Powell menuturkan, tiket pesawat, harga hotel, dengan permintaan
konsumen yang umumnya melonjak memompa ekonomi pada tahun lalu menghadapi
pembatasan subtansial yang diberlakukan pemerintah pada awal pandemi COVID-19.
Faktor-faktor itu harus diselesaikan sendiri dalam beberapa bulan mendatang.
“Mereka tidak berbicara tentang ekonomi yang ketat secara luas dan
hal-hal yang menyebabkan inflasi lebih tinggi dari waktu ke waktu,” ujar dia.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment